Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Reputasi kepemimpinan

Reputasi kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Oktober 2004 lalu menunjukkan grafik menanjak, tetapi sampai di penghujung tahun 2005 ada kecenderungan menurun itu. Sukses Presiden SBY tersebut tidak bisa dilepaskan dari kiprah Komisi Pemberantasan Korupsi dan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi. Ironisnya, dukungan dari pihak istana dianggap tidak terlalu jelas, terutama saat terjadi kriminalisasi terhadap pimpinan KPK, Bibit-Chandra.

"Begitu ada serangan balik kepada KPK dan Tipikor, sementara teman-teman DPR nggak enjoy dengan KPK, berkolaborasi dengan pemerintah yang mendiamkan saja," ujar Pakar Hukum Tata Negara Universitas Andalas, Saldi Isra saat acara diskusi Polemik di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (18/12/2010).

Selain itu, lanjut Saldi, adanya masa jabatan Busyro Muqoddas di KPK yang hanya dipatok 1 tahun juga merupakan indikasi tidak adanya kesukaan terhadap KPK baik dari pemerintah dan legislatif.

"Kenapa tiba-tiba mereka harus menetapkan masa jabatan Busyro jadi 1 tahun? Saya ajak teman-teman DPR, masa jabatan pimpinan KPK itu 4 tahun, tidak ada di Undang-undang tentang KPK, tidak ada itu 1 tahun. Semangat istana, bersambutan dengan DPR yang tidak nyaman dengan KPK," tandasnya. Demikian catatan online Cililins tentang Reputasi kepemimpinan.